Sabtu, 19 Juni 2010

Obama Tolak tiga

Gagal lagi, gagal lagi. Presiden AS, Barack Hussein Obama, untuk ketiga kalinya menunda kunjungan beliau ke Indonesia. Sebelumnya, sudah dua kali dilakukan penundaan dengan alasan masih belum jelasnya hubungan politik antara Gedung Putih dengan Capitol Hill mengenai masalah-masalah yang terkait dengan krisis ekonomi dan juga UU Jamkesnas di AS.

Sekarang alasan belum diketahui oleh publik, karena Presiden Obama telepon langsung kepada Pak SBY. Mungkin kita, publik dan warganegara Indonesia, tidak akan pernah tahu alasan yang sebenarnya. Kita mungkin hanya akan diberikan versi Deplu atau Istana Negara mengenai penundaan ini. Hanya yang jelas, kali ini tidak ada tawaran mengenai alternatif jadwal. Jadi bisa saja Presiden Obama tidak akan pernah ke Indonesia. Tentu ada pihak yang kecewa dan gembira (bahkan bersujud syukur) dengan pembatalan ke tigakali ini. Bagi kelompok yang kecewa dengan pembatalan ini,kunjungan kenegaraan Presiden Obama. di rasa sangat penting, bukan saja bagi RI tetapi juga AS yang selama lebih dari lima tahun belakangan semakin mendapatkan rapor jeblok di mata masyarakat Muslim, termasuk di Indonesia.

Kunjungan ini juga penting untuk membuat AS memahami betapa penting melakukan pergeseran kebijakan yang terlalu berorientasi hard power (kekuatan keras) dan menjadi yang lebih beroientasi soft power (kekuatan lunak), dengan membuat Indonesia sebagai partner yang lebih produktif di bidang-bidang seperti pendidikan, budaya, anti kekerasan, deradikalisasi, dst. AS dan bukan hanya Indonesia yang akan sangat diuntungkan oleh kunjungan ini, karena kendati Obama sudah melakukan berbagai langkah pendekatan baru terhadap dunia Islam, tetapi beliau belum benar-benar bicara langsung dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan yang mayoritas memiliki pandangan dan penghayatan keislaman yang moderat.Indonesia jelas memerlukan peningkatan dan kedekatan dengan negara-negara besar seperti AS ini untuk mempercepat pemulihan dan pengembangan diri ke depan. Indonesia juga memerlukan jejaring Internasional bagi kiprahnya dalam percaturan antar-bangsa agar kembali berperan seperti masa-masa Republik ini memimpin kelompok negara-negara Non-Blok. Peningkatan posisi tawar terhadap AS menjadi salah satu jalan yang bisa dipergunakan negeri ini secara efektif, khususnya jika Ri mampu menjadi mitra bagi penyelesaian konflik di berbagai kawasan yang sulit ditembus oleh AS selama ini. Last but not the least, hubungan psikologis Obama dengan Indonesia yang pernah mengalami masa kecilnya di Jakarta akan bisa menjadi modal bagi dialog-dialog antara kedua negara berkaitan dengan isu-isu vital seputar HAM, demokrasi, kerjasama militer, pemberantasan terorisme, hubungan lintas agama, dsb.

Tertundanya kunjungan ini, sayangnya, bakal membuat sebagian kelompok yang anti-AS memanfaatkannya untuk menunjukkan bahwa pengaruh politik mereka cukup signifikan. Apalagi kalau nanti alasan yang dipakai Pemerintah untuk menjelaskan penundaan kunjungan ini tidak cukup beralasan atau jauh dari frame of thought publik. Justru spekulasi akan timbul, misalnya, jangan-jangan ini gara-gara Pemerintah SBY tidak dapat menyelesaikan soal Centurygate yang menyebabkan Sri Mulyani Indrawati (SMI), yang notabene memiliki raport yang bagus di AS, hengkang ke World Bank. Publik akan menganggap urungnya kunjungan Obama adalah sebagai isyarat bahwa Pemerintah AS kehilangan trustnya kepada Pemerintah SBY. Atau spekulasi dikaitkan dengan insiden penyerangan pasukan komando AL Israel terhadap para relawan kemanusiaan untuk Gaza di perairan Internasional yang menewaskan belasan orang.

Jika Pemerintah tidak mampu menerangkan dengan baik bahwa gagalnya kunjungan Obama tidak ada kaitannya dengan peristiwa tersebut, maka makin sulit bagi pemerintah Indonesia menempatkan diri pada posisi netral. Sebaliknya, Pemerintah akan menjadi bulan-bulanan tudingan dan hujatan kelompok-2 yang menentang kehadiran Obama sebagai tamu dari salah satu negara sahabat RI yang paling dekat selama ini. Dan ini berarti akan lebih mempersulit penyiapan kunjungan Presiden AS tersebut di masa-masa yang akan datang..

well,jadi engga nya Oom Bery dateng kesini bagi saya pribadi engga terlalu berpengaruh bagi kehidupan perngeblogkan saya..toh saya masih kesulitan menyisihkan waktu barang 30 menit untuk Blog walking (BW)..*jelas ini perumpamaan yang tidak nyambung blass... :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post