Kamis, 23 Desember 2010
Inilah Jawaban Misteri Gundukan di Laut Jawa-Bali
Dari cerita beberapa nelayan, di lokasi gundukan itu meski berada di tengah laut, saat air surut ketinggian airnya bisa hanya sebetis. Gundukan yang bila ditempuh dari Pengambengan memakan waktu 2 sampai 3 jam itu juga memunculkan kecemasan bagi warga. Mereka khawatir gundukan itu adalah gunung berapi.
Saihu, salah satu warga Desa Pengambengan mengatakan banyak warga yang menduga jika gundukan itu adalah gunung.
Dugaan tersebut muncul karena bentuk gundukan itu mengerucut seperti puncak gunung. Perairan yang dangkal itu kira-kira seluas 1 hektare.
Hanya bagian itu yang dangkal, sementara di sekitarnya merupakan perairan dalam. “Pernah ada nelayan yang coba mengukurnya dengan tali sepanjang 100 meter tapi tidak mencukupi untuk sampai ke dasar,” kata Saihu.
Meski sampai saat ini gundukan itu tidak menunjukkan aktivitas sebagai gunung berapi, belakangan mereka khawatir ketika banyak gunung berapi di tanah air aktivitasnya meningkat, termasuk Merapi dan Krakatau.
Menurut Saihu, kekhawatiran paling besar dirasakan beberapa warga yang yakin gundukan itu adalah gunung. “Beberapa warga bilang, kalau takat deken itu meletus bisa habis Pengambengan ini,” ujar Saihu.
Meski banyak mendengar dugaan tetangganya tentang takat deken sebagai gunung berapi, Saihu sendiri belum sepenuhnya yakin.
“Saya sendiri antara percaya dan tidak, tapi banyak orang-orang tua yang percaya gundukan itu gunung,” katanya.
Sebagai warga masyarakat, Saihu minta pemerintah meneliti dan memberikan penjelasan kepada warga, apa sebenarnya gundukan tersebut.
“Kalau memang itu hanya semacam karang atau pun bukit di bawah laut, kami bisa tenang. Tapi kalau benar-benar gunung, kami juga bisa hati-hati. Pemerintah harus memberikan penjelasan biar warga tidak menduga yang bukan-bukan,” jelas Saihu.
Gundukan muncul di tengah laut yang memisahkan Pulau Jawa dan Bali. Inilah penjelasan gundukan misterius yang membuat masyarakat sekitar khawatir itu.
Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi Kementerian ESDM Agus Budianto saat dihubungiINILAH.COM Kamis (4/11), menyatakan pihaknya tidak menemukan aktivitas gunung berapi di kawasan tersebut, sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir.
Gundukan itu tidak termasuk dari 127 gunung berapi aktif di Indonesia yang di pantauan. Selain itu juga belum ada catatan gunung berapi di daerah tersebut.
“Bisa jadi, itu sekadar gundukan tanah biasa yang banyak sekali tersebar di Indonesia,” ujar Agus Budianto.
Menurutnya, masyarakat bisa menganalisis secara cepat lewat materinya.
“Biasanya, kalau gunung berapi berarti keluar magma atau lava. Selain itu, batuan yang sering ada adalah batuan ambesit. Kemudian muncul pula emisi gas belerang,” katanya.
Nelayan Desa Pengambengan Bali menyebut gundukan itu sebagai takat deken atau perairan penuh karang yang dangkal. Ada yang yakin itu gundukan gunung.
Dari cerita beberapa nelayan, di lokasi gundukan itu meski berada di tengah laut, saat air surut ketinggian airnya bisa hanya sebetis. Gundukan yang bila ditempuh dari Pengambengan memakan waktu 2 sampai 3 jam itu memunculkan kecemasan bagi warga. Mereka khawatir gundukan itu adalah gunung berapi.
Dugaan tersebut muncul karena bentuk gundukan itu mengerucut seperti puncak gunung. Gundukan di perairan yang dangkal itu kira-kira seluas 1 hektar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar